Tiba-tiba teringat sepenggal puisi yang dibacakan oleh Dian Sastro dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang berbunyi:
Ku berlari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi...
Kenapa pantai? Kenapa tidak gunung? Mungkin karena dibutuhkan perjuangan ekstra untuk bisa sampai ke gunung. Jadi, dipilihlah pantai yang relatif lebih mudah untuk dicapai. *Asal*
Tapi, bagi saya pantai adalah tujuan favorite. Air laut, ombak dan pasir pantai adalah media untuk saya menyembuhkan luka. Baik luka fisik maupun luka emosional.
Memandang cakrawala tanpa batas, harmonisasi antara desiran ombak dan desau angin yang menerpa, menjadi nyanyian alam yang paling merdu yang mampu mengobati luka yang saya alami.
Ketika saya sudah merasa terlalu lelah dengan berbagai situasi hidup yang saya hadapi, saya selalu menyempatkan diri untuk pergi ke pantai. Lautan luas, tidak ada hal yang mampu menghalangi pandangan, tidak perlu menengadah untuk melihat langit. Saya merasa begitu dekat dengan Tuhan. Saya merasa Tuhan memberikan obat bagi luka di jiwa saya melalui terpaan angin di kulit saya dan juga melalui suara ombak yang saya dengar.
Saya suka laut dan pantai sejak kecil. Saya ingat, dulu ketika kecil ibu sering mengajak saya ke pantai. Mungkin sejak itulah ikatan emosional antara saya dan pantai terjalin dan menjadi semakin kuat hingga saya beranjak dewasa.
Pantai selalu menjadi teman yang selalu menerima apa adanya saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar