Jumat, 10 April 2015

O kana O Tamui

Sudah sejak beberapa lama saya memutuskan untuk temporary deactivate akun Facebook disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah disebabkan oleh banyaknya kawan di FB yang mem-posting hal-hal yang menurut saya kurang baik, terutama sejak masa pemilu dulu. Namun, di bulan Maret ini, ketika googling resep masakan Coto Makassar, tautan yang saya dapat menghubungkan saya ke FB, dan terpaksa saya membuka kembali akun saya.

Ketika saya buka banyak sekali notifikasi, salah satunya notifikasi invitation join group yg dibuat oleh seorang pemuda Liran yg tinggal di Kupang, bernama Dani Maika. Ketika saya masuk, terdapat beberapa foto yang ia unduh, yang membuat saya rindu akan tanah Liran.
Sudah 4 tahun sejak K2N UI tahun 2011, dan di Pulau Liran masih belum ada BTS untuk komunikasi ke 'dunia luar', belum ada listrik, dan akses ke pulau ini, hanya Tuhan yg tahu bagaimana susahnya. Karena akses yang sulit tersebut, harga sembako menjadi sangat mahal, disebabkan oleh beberapa bahan sembako mereka beli dari Timor Leste. Padahal sembako-sembako tersebut adalah produksi Indonesia yang diimpor oleh Timor Leste dari Indonesia. Mie instan dan saos yg udah out of date tetap dijual dan mahal *dulu pernah ketika makan, liat saos kalap, udah makan, pas liat udah kadaluarsa. #Pingsan*.
Ada lagi cerita lucu yang sekaligus membuat miris, anak-anak kecil di Liran punya cemilan unik ala Nyam-nyam, yaitu buah asam yg msh mentah kemudian dicocol masako!!! Rasanya sulit dibayangkan, rasa asam bercampur rasa masako.
Saya jadi teringat ketika di Liran, beberapa warga punya tv & genset sendiri. Warga yang tidak mempunyai tv, biasanya menonton bersama di rumah seorang warga. Mereka paling semang nonton sinetron Indosiar setiap hari. Waktu itu sinetron yang lagi booming adalah sinetron Arti Sahabat yang dibintangi oleh Mika Tambayong. Terus pernah suatu kali seorang anak bertanya: "Kaka tinggal di Jakarta kah? Bagus eee. Nanti kalau kaka pulang, salam buat Mika Tambayong ya." *pingsan
Sebenarnya, selain di Lombok & Komodo, di Liran juga ada pink beach. Namun, karena tempatnya yang cukup terisolasi, jadi belum ada yang tahu kecuali warga Liran atau orang yang pernah ke sana. Walaupun warnanya tidak se-merah muda yang di Lombok atau Komodo, namun tetap saja indah. Pernah juga saya mendapat informasi dari tentara yang bertugas di sana, bahwa ada satu tempat di sekitar pulau yang sangat indah, ada sumber air panas dan pantainya sangat bagus, namun aksesnya cukup sulit dan yang pergi ke sana kebanyakan adalah turis asing yang pesiar dari Alor. Ah betapa besar karunia Tuhan terhadap Indonesia. Semoga saya suatu saat bisa kembali lagi ke Pulau Liran, bertemu warga, dan siapa tahu bisa ke tempat rahasia tadi. Aamiin
*Foto berikut adalah foto pemandangan dari batas bukit dusun Manoha. Foto diambil dari grup Anak Liran Bakumpul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar