Selasa, 10 Februari 2015

Movie Review: Miracle In Cell No. 7

[Spoiler Alert]
Menurut saya, film Korea (bukan drama Korea) mempunyai kualitas cerita yang sangat bagus. Hampir setiap menonton film Korea, seperti My Father, A moment to Remember, dan lain sebagainya, saya selalu meneteskan air mata. Film Korea yang saya tonton terakhir adalah Miracle in Cell No. 7, yang tentu saja sukses membuat saya menangis sepanjang film.

Film ini bercerita tentang seorang ayah, bernama Lee Yong-go yang mengalami gangguan mental, bersama anak perempuannya yang masih kecil namun sangat jenius, bernama Ye-sun. Walaupun mempunyai kekurangan, Yong-go tetap berusaha keras menghidupkan anaknya secara layak dengan bekerja sebagai juru parkir. Walaupun hidup sederhana, mereka berdua sangat bahagia. Namun, kebahagian tersebut seketika sirna ketika Yong-go dihadapkan pada tuduhan hendak mencabuli dan membunuh anak seorang komisaris polisi. Yong-go, yang sakit mental, tidak dapat membela diri dan akhirnya dijebloskan ke penjara dan dimasukkan ke sel no 7. Sel tempat para penjahat kelas kakap. Di dalam sel tersebut telah diisi oleh beberapa tahanan dengan berbagai latar belakang.

Mengetahui cerita Yong-go, teman-teman barunya di sel berusaha untuk membantu Yong-go bertemu dengan anaknya. Ye-sun, yang akhirnya tinggal di panti asuhan, bersama dengan anak-anak lainnya dari panti menjadi anggota paduan suara anak-anak gereja yang mengisi acara mingguan di tahanan. Ketika sedang mengisi acara di penjara ini lah, dengan dimasukkan kedalam kardus, Ye-sun yang cerdas dan mampu diajak kerjasama sehingga akhirnya bisa bertemu dengan ayahnya di dalam sel. Cerita terus berlanjut dengan cerita bagaimana para teman-teman Yong-go berusaha menyembunyikan Ye-sun di dalam sel agar tida ketahuan oleh petugas. Hingga pada suatu hari Yong-go diputuskan bersalah oleh hakim dan divonis hukuman mati.

Cerita tidak berakhir begitu saja ketika Yong-go meninggal dihukum mati. Ye-sun, yang akhirnya dirawat oleh kepala sipir, belajar hukum dan menjadi pengacara. Ketika sudah besar, ia berusaha kembali membuka sidang atas nama ayahnya, untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah. Usahanya tidak sia-sia. Pengadilan akhirnya memutuskan bahwa Yong-go tidak bersalah. Walaupun ayahnya telah meninggal, Ye-sun tetap puas karena telah berhasil membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah di mata hukum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar