Tiba juga akhirnya waktu untuk review asal-asal film yang lagi happening banget. Yak, Avengers:Endgame
Konten kali ini mungkin akan mengandung spoiler, so, for those who have not watched it yet, better to skip this post.
Actually, I'm not a fan of Avengers sequels. The only two Marvel's movies I have watched before were Spiderman and Hulk.
Jadi, maklumin aja ya kalo ga sesuai ekspektasi kalian karena ini memang murni pendapat pribadi. Kalo kalian punya pendapat yang berbeda, ya gapapa. :D
I didn't plan to watch Avengers at first. On wednesday, April 24, after monthly meeting at the office, I wanted to watch Hotel Mumbai. Unfortunately, the movie was taken down.
Pada hari itu, yang masih tayang di XXI Plaza Kalibata adalah Sunyi, Avengers:Endgame. Jadi, gue pilih Endgame. Karena hari pertama tayang dan lagi happening banget, film ini hampir 'ngabisin' semua layar, dan itu penuh semua. Gue akhirnya dapet tiket untuk jam 21:45, dan dapat di K-17. Can you imagine K-17? Itu kursi baris ketiga dari depan dan paling pojok kiri.
![]() |
Beginilah penampakan dari kursi K-17 Avengers: Endgame |
Oke, back to main topic. Buat yang belum tau, Avengers: Endgame ini bercerita tentang para Marvel Superheroes yang berkumpul untuk melawan the one and only, the demigod atau penjahat setengah dewa, yang bernama Thanos.
Menurut para fans Avengers, film ini tuh sentimentil banget buat mereka. Tapi, buat gue sebagai non-fan-of-Avengers, dengan lack of background knowledge about Avengers, ya biasa aja. I mean, ada film yang walaupun kita ga tau cerita awalnya, tapi begitu nonton, kita dibuat takjub, and to be honest, I didn't feel it in this Avengers:Endgame.
Gue emang lebih ke film-film drama/komedi romantis. Tapi, pas gue nonton Aquaman, sumpah, gue takjub banget, liat scene-scene perangnya, CGI nya mantep lah pokoknya. Ambiance ini ga gue dapet di film Avengers, so sorry to say that.
Kayanya, untuk nonton Avengers:Endgame ini emang harus nonton film-film sebelumnya, biar tau jalan ceritanya, dan bisa lebih meresapi lagi filmnya, biar bisa nangis kek rang-orang wkwk dan biar ga salah persepsi, kaya gue. Haha I like Thanos more than the Avengers deh kayanya. Karena di film ini, menurut gue, kejahatan Thanos malah tidak tergambarkan bahwa dia itu the evilest one in the universe. Malah, dia lebih kebapak-an. I love gardening scene. Thanos berkebun adalah hal ter-imoet yang pernah gue liat dari seorang penjahat. Dan ketika dia diserang oleh para Avengers, dia dalam keadaan tak berdaya, dan mati dikeplak oleh Thor. Wkwk
Yang gue tangkep pas nonton ini, jadi diceritakan bahwa sebelumnya banyak orang yang meninggal, terutama keluarga dari para Avengers ini. Dan, mereka mau balas dendam ke Thanos. Setelah berhasil menemukan Thanos, para Avengers ini ngeroyok Thanos, karena Thanos sudah tak berdaya gara-gara batu cincinnya udah ga ada di tangannya, ga tau kemana, ditanya lah ama para Avengers ini: "eh Thanos, pada kemana batu-batu cincin itu?" Thanos jawab dengan entengnya "auk ah, udah gue balikin ke tempatnya masing2". Thor yang kesel, ngeplak si Thanos pake palu. Potel lah kepala Thanos. Mati.
Tapi itu bukan endingnya. Karena filmnya masih panjang, 3 hours, you know. Jadi apa yang dilakukan oleh para Avengers? Kan misi awalnya adalah mereka mau nyerang Thanos untuk ambil stones-nya, untuk mengembalikan keluarga mereka yang pada meninggal dibunuh Thanos. Caranya gimana? Kan batu-batunya pada ilang, dan Thanos juga udah mati. So, mereka berusaha membuat mesin waktu, untuk kembali ke masa dulu untuk mengabil batu-batu itu dari Thanos. Why are hoomans so obsessed with stones? LOL
I wonder how strong Thanos is? Untuk melawan Thanos, all the Avengers have to gather, mulai dari pasukan Wakanda, Guardians of the Galaxy, spidey, pada ikut.
But, the thing is: we often be asked what we will do if we could turn back time? No, whatever we do, there's no guarantee that we can get what we want. Whatever we do, there are always consequences.
Ada beberapa hal yang gue suka dari film ini.
Pertama : Thor. He's effortlessly funny.
Kedua : I love you 3000.
Joke : me approved.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar