Senin, 15 April 2019

Review Asal-asal : Ave Maryam (spoiler alert)

Whoaaa, it's been two years since the last time I posted a blog. And here I am now, posting a new one, about movie review. Gue jadi kepikiran untuk mulai rutin bikin review film, atau apa pun, secara "asal-asal" menurut pendapat pribadi gue.

Kalau Teppy, idola gue dalam review film-film, ada segmen Movie Review Suka-Suka ( https://thefreakyteppy.com/movie-review-suka-suka/ ), dan gue terinspirasi dari  itu, gue jadi mau bikin review "asal-asal" berdasarkan first impression gue ketika nonton suatu film.

Dan film pertama yang akan gue review di tahun 2019 adalah Ave Maryam, disutradarai dan ditulis oleh Robby Ertanto. Untuk sinopsisnya bisa dicari sendiri ya di google.

Sebelum masuk ke review, gue  mau cerita dulu latar belakang kenapa akhirnya gue nonton film Ave Maryam hari ini, Senin, 15 April 2019, pukul 15:00.

Jadi, beberapa hari sebelumnya, gue liat di timeline twitter gue orang-orang pada ngomongin ini film. Terus  karena penasaran, gue tonton lah trailernya, eh iya bener bagus banget. Gue cek juga review di Youtube orang-orang yang udah nonton, rata-rata pada kasih nilai bagus, mulai dari tema film yang agak sedikit tabu, namun agak layak untuk diperbincangkan, sinematografi, scoring, hingga akting para pemainnya. Karena semakin penasaran, gue bertekad untuk segera nonton. Eh tapi tapi tapi, pas cek, ternyata filmnya ga tayang di semua bioskop. Why oh why? Apakah karena mengangkat isu agama? Karena takut didemo jadi jaringan bioskop tanah air ga berani kasih tayang di banyak layar? Atau karena melihat pasar untuk tema film ini ga banyak? Daripada rugi, jadi cuma bioskop-bioskop tertentu yang kasih layar? Salah satunya adalah XXI Plaza Senayan.

Akhirnya, karena kebetulan hari senin tanggal 15 April 2019 ini gue ada kegiatan di Palmerah, jadi lah gue pilih XXI Plaza Senayan, karena paling deket.

Jam 11:00 selesai kegiatan di Palmerah, gue langsung  meluncur ke GI, karena janjian makan siang sama adek gue di sana. Kenapa pilih makan di GI? Kenapa ga sekalian di PS? Yeee kepo. Hahaha 😂
Ga sih, pertama karena di PS pilihan tempat makannya dikit, dan mahal-mahal. Sedangkan di GI, pilihannya bejibun, dan harganya masih masuk kantong. Apalagi di Foodprint, palugada alias apa lu mau, gua ada. Kedua, karena gue belum pernah nyoba MRT Jakarta 😭 Jadilah, hari ini gue manfaatin untuk nyoba MRT dari stasiun Bundaran HI menuju stasiun Senayan. Daaaan, gue suka banget ama suasana stasiun MRT Jakarta ini, berasa bukan di Jakarta wkwkwk dan beneran ini moda transportasi efektif banget menurut gue, apalagi untuk orang-orang yang berkegiatan di sepanjang jalan Sudirman. Bayangin, dari Bundaran HI ke Senayan ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit 😇 Biasanya bisa 20 menit - tak terhingga, apalagi kaya hari ini lagi  macet-macetnya. Gue  berangkat dari HI jam 14:25, jam 14:35 nyampe Senayan.

Cekrek-cekrek dikit keluar dari Stasiun Senayan
Lha, intronya kepanjangan, hampir lupa ama review filmnya. Anw, gue mau kasih disclaimer dulu, namanya juga review asal-asal, dan asal kalian pada tau, waktu jaman kuliah nilai matkul Pengkajian Sinema gue itu cuma mepet B, jadi ya maklum aja, jangan  diambil hati, apalagi ampe bikin hate comment dan hate speech ke gue. Ibarat kata, lo suka, sukur, ga suka, ya gausah dibaca Hahaha 🙋❤👫 (peace, love, and gaul)

Balik ke film Ave Maryam.

FYI, kalau mau nonton ini film, kayanya harus pilih-pilih jam tayang  dan jangan dalam keadaan kenyang maksimal. Otherwise, kaya yang terjadi sama gue hari ini. Nonton jam 3 sore dalam keadaan kenyang, ditambah filmnya minim dialog plus musiknya yang  kaya angin sepoi-sepoi, sumpah, 10 menit pertama film mulai, gue tidur. Kesel banget ama diri gue sendiri. Udah bela-belain nonton, eh malah tidur. Untungnya setelah  merem, lgsg  seger jd bisa ngikutin lagi  filmnya.


Menurut gue pribadi film ini tuh tentang oedipus complex, a.k.a cerita tentang brondong dan tante. *jadi bayangin Eli Sughighi atau Musdalipah dan berondong-berondongnya hahaha
bedanya, kalo berondong-berondong Sughighi dan Musdalipah ini (mungkin) karena termotivasi oleh money money money dan eksistensi biar muncul di tipi, kalo cinta Romo Yosef dan Suster Maryam ini ya karena emang  cowoknya rebel aja kali ya, dan sadar diri karena ganteng  juga kali jadi berusaha banget buat teasing suster Maryam. Udah tau orang  mau memurnikan diri, pake digoda-goda, ya luluh juga dong lama-lama. Batu aja kalo ditetesin air terus menerus, lama-lama berlubang juga toh.

Pertama, yang gue suka adalah sinematografinya. Bagus banget. Ini mengingatkan gue akan film-film festival buatan Prancis dan negara-negara frankofon. Salah satunya scene Romo Yosef naik sepeda ini
Source : Channel Youtube Ave Maryam Movie
https://www.youtube.com/watch?v=I05IlfKXzEw
Yang gue suka kedua adalah scoringnya. Terutama adegan di mobil dari mulai di hutan sampai ke pantai. Kalo yang belum nonton, cekidot langsung di Youtubenya yak. Link di atas.


Kemudian, acting. Sebelum masuk ke acting pemeran utama, gue mau apresiasi actingnya  Olga  Lidia yang berperan jadi suster Mila, actingnya bener-bener mirip suster-suster yang sering gue liat kalo lagi lewat sekolah Penabur/Mardiyuana.

Sinematografi: visualnya cantik bgt, ngingetin gue film2 festival dr Prancis/Frankofon. Scoring: OKEE bgt, terutama pas di mobil di hutan jalan ke pantai. Rasanya blm pernah liat yg gini di film2 Indonesia yg lain

Cerita: Banyak yg missing di film ini. Apalagi filmnya minim dialog. Jd harus nebak2 lewat gambar/ekspresi

Gue curiga bin yakin ada bagian2 (harusnya) penting, tp dicut. Walaupun sutradaranya ngelak. Adegan dipantai suster Maryam buka zipper dikit, cut, balik2 nangis. Lha, knp susst? Sini cerita

Ya walaupun gue tau sih itu knp. Apalagi Romonya pake adegan ngeroko di pojokan, ceweknya nangis, kaya film2 menjemput rezeki 80 juta

Penilaian: Visual 9, Scoring 8, Cerita 7 Acting: Olga Lidia, 9, mirip bgt ama suster2 yg suka gue liat di sekolah Penabur/Mardiyuana

Maudy: 9.2, terutama pas dia lg diem/merenung. Keliatan kaya ada pergolakan di dalam diri. Tp bbrp part pas dia nangis, kok kureng ya. Chico: 7.5, paling kerasa kureng pas ngajak suster joget. Kureng gurih.

Yak, sekian review asal-asal kali ini. Jgn pada protes ya, kan udah dibilang dr awal ini asal2an. Jgn lupa like, komen, dan subscribe ye gais







Tidak ada komentar:

Posting Komentar