Minggu, 11 Januari 2015

Buya Hamka

I got a job from my sister, disuruh bantu dia penelitian tentang Buya Hamka. Dan dia menjanjikan, ya menjanjikan, akan kasih honor. Terus saya bilang "50 ya?" *evil smirk* and then she was imaginably shocked "50 apa? 50% dari honor aku? Yakali, dek."
Setelah negosiasi sebentar, akhirnya dia setuju 50% dari honor bakal filmnya ini akan jadi honor saya. Saya langsung semangat baca buku Ayah yang dikarang oleh Irfan Hamka (anak dari Buya Hamka) yang bercerita tentang kisah Buya. Baru baca halaman awal bagian Pengantar Penerbit, saya buka suara "70 aja gimana?" Kata saya bercanda. "Udah gila, lo. Mana ada cuma bantuin dikit dapet 70% honor (aku)."

Sebenarnya, sih, tanpa dikasih bayaran juga saya ikhlas bantu dia (paling ntar kalo honor dia keluar, usually I insist her to treat me dinner at a fancy resto). Apalagi baca buku termasuk bagian dari resolusi saya tahun 2015 ini. Lumayan juga menambah resensi dan genre buku yang dibaca setelah kemarin membaca buku fiksi, kali ini baca buku biografi dan sejarah.
Penelitian kakak saya tentang Buya ini sebenarnya dilakukan untuk project filmnya dia. Dia jadi asisten penulis skenario salah satu script writer terkenal yang sudah menelurkan banyak skenario film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar