Kamis, 30 Oktober 2014

Isu agama

Masih mengenai isu-isu agama yang sering menjadi bulan-bulanan oknum tertentu, terutama di media sosial (karena beraninya memang cuma di situ).
Akhir-akhir ini sering sekali melihat tautan-tautan atau postingan-postingan di media sosial, yang entah beritanya mengenai apa, tapi ujung-ujungnya malah nyinyir dan menyindiri (atau bahkan terang-terangan) mengenai agama-agama tertentu, dalam hal ini diakui atau tidak, yang sering dinyinyirin adalah agama Islam.
Partai ini korupsi, anggotanya menonton video tak senonoh, padahal katanya menjunjung tinggi nilai islam. Bapak ini korupsi, padahal dari partai islam. Si ibu itu korupsi, padahal pakai jilbab.
Orang-orang picik nan nyinyir kaya gini ini sekarang  sangat banyak. Orang-orang yang berpikiran sempit yang selalu mengaitkan suatu hal, dalam hal ini hal-hal buruk, ke suatu agama tertentu.
Orang-orang picik ini lupa, bukan agama yang salah. Memang tak bisa dipungkiri ada banyak oknum-oknum yang selalu menyelewengkan nilai-nilai agama, namun sekali lagi, bukan agamanya yang salah.
Apakah benar bahwa tindakan korupsi, tindak asusila dan tindakan buruk lainnya identic dengan agama tertentu?
Orang-orang picik ini lupa, hanya melihat lingkup yang kecil. 
Ga usah jauh-jauh, di ujung timur negeri ini, daerah yang selalu tertinggal, ada kucuran dana untuk membangun daerah (walau sedikit dananya), tapi diselewengkan. Dana sedikit, dikorupsi pula. Habis sudah. Oknum yang melakukan agamanya apa?
Orang-orang picik, berpikiran sempit nan nyiyir ini lupa, di Filipina, pernah terjadi tindak korupsi besar-besaran dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Presiden Ferdinand Marcos yang berkuasa sejak tahun 1965 - 1986, itu agamanya apa?
Atau yang dilakukan oleh Slobodan Milosevic, dari Yugoslavia yang berkuasa sejak 1997 – 2000, yang tidak hanya melakukan tindak pidana korupsi, tetapi juga didakwa oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas keterlibatannya dalam kejahatan perang seperti Genosida dan kejahatan kemanusiaan lainnya dalam perang di Bosnia, Kroasia, dan Kosovo. Agama Slobodan Milosevic apa? Islam kah?
Atau tindakan pembunuhan dan pengusiran terhadap etnis Rohingya di Myanmar yang dilakukan oleh Junta Militer Myanmar, agama apa yang mereka anut?
Orang-orang picik nan nyinyir ini lupa, yang menyebabkan seseorang korupsi itu bukan agama, tapi memang tabiat pribadi oknum tersebut yang memang doyan menafkahi anak, istri dan keluarga dengan uang haram.
Orang-orang picik, berpikiran sempit nan nyinyir ini lupa, bahwa di Eropa zaman dahulu, terjadi penyalahgunaan wewenang gereja oleh oknum-oknum rohaniwan, yang mengakibatkan munculnya gerakan protes terhadap kaum gereja (dalam hal ini Katholik), sehingga muncul Protestan. Apakah penyalahgunaan tersebut disebabkan oleh salah agama?
Orang-orang picik, berpikiran sempit nan nyinyir ini lupa, bahwa yang salah bukan agama, tapi oknum-oknum yang melakukan penyelewengan terhadap agama.
Di India sana, yang mayoritas beragama hindu, yang melakukan pembunuhan, pemerkosaan biadab terhadap perempuan, bahkan turis asing, adalah orang-orang India yang beragama Hindu. Apakah orang-orang lantas menyalahkan agama Hindu? Tidak.
Orang-orang picik, berpikiran sempit nan nyinyir ini lupa, bahwa hal tersebut konsekuensi dari suatu hal yang menjadi mayoritas. Ketika mayoritas di suatu negara beragama islam, maka yang banyak melakukan penyelewengan pasti yang beragama islam. Pun ketika suatu negara dengan mayoritas beragama Kristen, pasti yang banyak melakukan penyelewengan  adalah orang-orang dari agama Kristen. Begitu pula dengan agama lainnya, Hindu, Budha, bahkan Atheis sekalipun. Di sini terlihat jelas bahwa yang salah adalah oknum yang menyelewengkan agama, bukan agama itu sendiri.

Masih banyak lagi contoh-contoh lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar